Headlines News :
Home » » KAIDAH KETIGA : WAJIB MEMAHAMI DAN MEMPELAJARI "IMAN" DI ATAS MANHAJ SALAF (DELAPAN KAIDAH MENUNTUT ILMU)

KAIDAH KETIGA : WAJIB MEMAHAMI DAN MEMPELAJARI "IMAN" DI ATAS MANHAJ SALAF (DELAPAN KAIDAH MENUNTUT ILMU)

Written By Unknown on Kamis, 22 Januari 2015 | 01.25

Sebelum menjelaskan kaidah ketiga dalam memahami agama,  sekilas saya ingatkan tentang kaidah pertama dan kaidah kedua bagi para penuntut ilmu :

📋Kaidah pertama: Memperbaiki niat dalam belajar
✏ Ikhlas dalam memahami agama.
✏ Waspadalah, jangan sampai mempelajari agama dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan pekerjaan atau jabatan.

📋Kaidah kedua: Yang pertama kali wajib dipelajari adalah fiqih iman dan fiqih hukum
✏ Dengan memahami fiqih iman dan fiqih hukum, dia akan selamat tatkala bertemu dengan Allah pada hari kiamat.
✏ Tujuan dalam menuntut ilmu agar keimanan kita benar dan ibadah kita benar.
✏ Ilmu ushul fiqih, nahwu, dan lain sebagainya, adalah sebagai sarana untuk memahami ilmu tujuan yaitu iman dan hukum.
✏ Waspadalah, jangan sampai menguasi bidang ilmu sarana seperti  ushul fiqih, ilmu nahwu, dan lain sebagainya, tapi kosong pemahamanya tentang aqidah yang benar dan ibadah yang benar. 

Adapun tentang Kaidah yang ketiga:
WAJIB MEMAHAMI DAN MEMPELAJARI "IMAN" DI ATAS MANHAJ SALAF

📝 Apabila engkau belajar memahami tentang iman maka hendaklah engkau mempelajarinya di atas manhaj (metode/pemahaman) salaf.

Yang dimaksud dengan salaf adalah sahabat Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم. 

Jadi, yang dinamakan dengan istilah "salaf" secara umum adalah:
✏ Yang pertama adalah sahabat Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, 
✏ Kemudian yang mengikuti sahabat 
✏ Kemudian mereka yang mengikuti para tabi'in, 
✏ Kemudian yang setelah mereka, yaitu para ulama yang diridhai, yang mana mereka itu berjalan di atas manhaj shahabat, 
# Seperti para ulama yang empat; Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. 
# Juga seperti para ulama hadits: Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, AnNasaai dan Ibnu Majah 
# Dan ulama yang setelah mereka, seperti Ibnu Taimiyyah dan muridnya  yaitu Ibnul Qayyim, Ibnu Katsir dan Imam AdzDzahabi.

✏Mereka (semua yang disebutkan tadi) dan ulama-ulama yang seperti mereka, yang berjalan diatas manhaj sahabat, mereka itulah para ulama salaf

Jadi, mereka itulah yang dimaksud dengan istilah salaf.

📝 Apabila engkau mempelajari tentang keimanan, maka pelajarilah fiqih keimanan di atas manhaj mereka.

📌 Berhati-hatilah, jangan sampai para da'i yang mengajak kepada kesesatan memperdayamu ...   

📌 Janganlah engkau tertipu dengan mereka yang membuat manusia tergelincir kepada jalan-jalan kesesatan itu, serta membuatmu jauh dari manhaj salaf.

✏ Mengapa kita sangat membutuhkan untuk memahami "IMAN"  secara khusus dengan manhaj (metode/pemahaman) para shahabat (semoga Allah meridhai mereka semuanya) ?

📝 Karena sesungguhnya sumber-sumber yang diambil darinya ilmu dalam Islam mesti teratur dan tidak kacau balau, serta tidak pula dibiarkan menurut pendapat manusia.

📝 Sumber menimba ilmu telah diatur  oleh Allah yang Maha Bijaksana, dan hal itu merupakan suatu kemestian yang diketahui dalam agama secara pasti.

📝 Maka sudah diketahui secara pasti dalam agama bahwasanya hujjah itu terdapat dalam dua wahyu, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, akan tetapi keduanya membutuhkan  penjelasan, 
Maka yang dijadikan rujukan dalam menjelaskan kitab dan sunnah serta  menafsirkan keduanya adalah sahabat Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, generasi pertama dari umat ini.

📝 Mereka menyaksikan turunnya dua wahyu (Al-Qur'an & As-Sunnah), mereka menemani Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu itu. 

🌷Oleh karena itu, pemahaman mereka didahulukan di atas pemahaman siapapun dari umat ini. 

🌷 Hendaknya anda memahami kitab Allah dan sunnah-sunnah dengan pemahaman mereka, serta melangkah seperti langkah mereka .

📌Waspadalah, jangan sampai anda lalai dari hal ini wahai para penuntut ilmu 

Mengapa? 

Ya ... Al-Qur'an dan As-Sunnah merupakan dua sumber dan hujjah terdapat didalam keduanya, 
Akan tetapi para penuntut ilmu mengetahui bahwasanya banyak sekali terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah  teks-teks yang Mujmal (global), Mubham (samar-samar), 'Aam (umum), Muthlaq (mutlak), Mansuukh (telah dihapus hukumnya),  dan Musytabah (serupa), 

# Bagaimana cara memahami teks-teks tersebut? 
# Bagaimana anda bisa mengetahui hukum darinya? 

✏ Jika demikian, anda membutuhkan pemahaman yang mesti anda ikuti: yaitu penafsiran salah satu dari ummat yang pemahaman mereka dijadikan sarana untuk memahami agama ini. 

✏ Tidak ada yang lebih berhak untuk memahami teks-teks tersebut  daripada orang-orang yang wahyu diturunkan di hadapan mereka, yang mana mereka telah menemani Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, dan merekapun mendengar langsung ilmu serta menimba ilmu dari lisan beliau yang mulia صلّى اللّه عليه وسلّم. 

📌  Ahlul bida' (para pengekor hawa nafsu) menebarkan syubhat (kerancuan pemikiran) melalui teks-teks yang Mujmal (global), Mubham (samarsamar), 'Aam (umum), Muthlaq (mutlak), Mansuukh (telah dihapus hukumnya),  dan Musytabah (serupa)} yang terdapat dalam Al-Qur'an & As-Sunnah .

📌 Jadi, apabila ahlul bida' membantah, pasti mereka membantahnya dengan perkara-perkara yang global, samar-samar dan umum.

📌 Mereka mencari celah melalui tempat-tempat seperti ini dalam teks-teks Al-Qur'an dan As-Sunnah. 

⛔ Misalnya, anda dapati ahlu bida' ada yang mengatakan:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
"Dia (Allah) membiarkan 2 lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu"
- Yang dimaksud يَلْتَقِيَانِ (yang keduanya bertemu) menuru ahlul bida' adalah 'Ali dan Fathimah 

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ
"Diantara keduanya ada batas yang tidak boleh dilampaui masing-masing".
- Menurut ahlul bida' yaitu Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم duduk di antara keduanya.

Dan anda dapat menyaksikan di kalangan ahlul bida' yang kufur, ada yang mengatakan :
إن الله يأمركم أن تذبحوا بقرة
"Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk menyembelih baqarah (sapi betina)",
- Mereka berkata artinya adalah 'Aisyah. 

Demikianlah mereka masuk melalui  teks-teks seperti ini. 

✏ Oleh karena itu ahlul bida' telah mengotori kebanyakan umat dalam memahami dua sumber, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang telah sampai kepada kita dalam sejarah yang mereka wariskan.

Ada metode lain -selain metode salaf- dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah, 
Saya akan menyebutkannya kepadamu -wahai para penuntut ilmu-  agar engkau waspada darinya: 

📌1 -  Metode Filsafat Kalami

# Yang dijadikan langkah oleh mereka adalah filsafat dan mantiq Yunani sebagai jalan untuk memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah.
# Mereka meninggalkan manhaj shahabat, karena manhaj shahabat tidak mereka kagumi.
# Kemudian mereka mendatangi filsafat dan mantiq Yunani, yang mana mereka menjadikan filsafat dan mantiq Yunani sebagai sarana untuk memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah menurut sangkaan mereka.
# Ciri khas Metode Filsafat Kalami  adalah jadal (berdebat), maka anda bisa mensifati mereka sebagai tukang debat.
# Metode inilah yang mengakibatkan munculnya sekte-sekte yang banyak dalam tubuh ummat Islam;  Sekte Jahmiyyah, Sekte Mu'tazilah, Sekte Asy'ariyyah Al-kullabiyyah dan Sekte Al-Maturidiyyah.

✏ Semua sekte-sekte ini telah mengotori pemikiran kita dalam memahami iman, 
Mengapa?
📝 Karena sekte-sekte ini menolak untuk mengambil metode yang ditempuh oleh para shahabat .

📌 2- Metode Dzauqi (perasaan) Kaum Sufi 
# Dengan sebab metode inipun sekte-sekte semakin berkembang .
# Sekte-sekte Sufi itu  banyak sekali jumlahnya tidak terhingga.
# Sebagian sekte-sekte Sufi lebih jauh dari ajaran Islam dibanding sebagian sekte-sekte yang lainnya di antara mereka .
# Sekte yang paling jauh dari ajaran Islam dan yang paling buruk adalah ahlul hulul (bersatunya hamba dengan Allah).
# Ahlul Hulul  berpendapat bahwa tidak ada bagi Allāh keberadaan yang ditentukan.
Ahlul Hulul  mengingkari keberadaan Allāh.
Ahlul Hulul mengatakan bahwa Allāh itu bertempat di setiap segala sesuatu, tidak ada bagi Allah keberadaan yang khusus. 

Mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari kalangan sekte-sekte yang penyebab berkembangnya adalah Metode Dzauqi (perasaan) Kaum Sufi.

Demikian kaidah yang ketiga, semoga bermafa'at.
---------------- 

Sumber:
"Barnaamij 'Amali Li Al-Mutafaqqihin" , 
Abu 'Ashim 'Abdul 'Aziz bin 'Abdul Al-Fattah.

Makkah 2/4/1436 H.

* By: Ustadz Nuruddin Abu Faynan, dari Grup WhatsApp "Kajian Audio Muslim & Muslimah"  .
* Dicatat oleh Ukhti Maria Ulfah Ummu Abdirrahman .
* Editor : Arfah Ummu Faynan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translator

 
Copyright © 2011. Nuruddin Abu Faynan, Lc. - All Rights Reserved