Headlines News :
Home » » SIKAP SALAF MENGHADAPI FITNAH

SIKAP SALAF MENGHADAPI FITNAH

Written By Unknown on Minggu, 01 Februari 2015 | 22.59

(Serial ✏Kisah MUTHARRIF BIN 'ABDILLAH ASY-SYIKHKHIR dalam menghadapi fitnah✏ , part 1)

Yang dimaksud dengan fitnah adalah ujian, cobaan, atau godaan . 

Di zaman penuh  fitnah ini, kita sangat perlu merenungkan ayat-ayat dan hadist-hadits yang berkenaan dengan fitnah, serta mengambil pelajaran, nasehat, dan hikmah, dengan memahami apa yang sepantasnya diperbuat  dalam menghadapi fitnah ini, berdasarkan cahaya kitab Allah dan sunnah Rasulnya shallallahu alahi wasallam, serta petunjuk sahabat Rasulullah dan menempuh jalan mereka tatkala menghadapi fitnah yang telah terjadi di hadapan mereka, terutama setelah fitnah terbunuhnya 'Utsman bi 'Affan radhiallahu 'anhu. 

Di antara mereka -As-Salafu Ash-Shalih- adalah : MUTHARRIF BIN 'ABDILLAH ASY-SYIKHKHIR yang hidup pada zaman fitnah yang besar, lalu ia mendapatkan bimbingan untuk selamat darinya. 

Al-'Ijly berkata: "Mutharrif adalah seorang Tabi'i (1), tsiqah (terpercaya) dari sebaik-baiknya tabi'in, seorang yang shalih, ayahnya adalah sahabat nabi shallallahu’alaihi wa sallam." (Ma'rifatu ats-tsiqaat 2/282).

Tsabit Al-Bannani berkata: "Mutharrif bin Abdillah berkata: Aku berada pada fitnah di masa Ibnu Az-Zubair (2), aku tidak diberi kabar tentang hal itu, dan aku tidak mencari berita tentang hal itu." (Ath-Thabaqaat Al-Kubra 7/142). (Hal ini menunjukkan bagaimana Mutharrif DIAM menghadapi fitnah, dia tidak dikabari, tidak mencari kabar, dan tidak menyebarkan kabar yang tidak jelas). 

In sya Allah kita akan membahas tentang bagaimana sikap-sikap yang diambil oleh MUTHARRIF BIN 'ABDILLAH ASY-SYIKHKHIR dalam menghadapi fitnah, pada beberapa seri dari tulisan ini. 

Mudah-mudahan dengan membaca salah satu contoh dari assalafushalih, kita bisa mengambil nasehat, pelajaran dan hikmah  untuk menghadapi fitnah di zaman ini,  sehingga kita bisa selamat darinya,  dan kita mendapat bimbingan Allah, aamiin

Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata:
"Apabila fitnah telah terjadi, maka orang-orang cerdas menjadi lemah dalam menghadapi fitnah sehingga tak dapat menolak orang-orang bodoh (yang menyebabkan fitnah ini). 
Inilah kondisi fitnah,  sebagaimana Allah ta'ala berfirman:
(واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة)
"Dan bertaqwalah kalian dalam menghadapi fitnah yang tidak akan menimpa hanya kepada orang-orang yang zhalim diantara kalian"  
(Minhaju As-Sunnah An-Nabawiyyah 4/343).

Ibnu Taimiyyah melanjutkan: 
"Barang siapa yang merenungkan hadits-hadits yang shahih yang tetap dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam hal ini, dan mengambil pelajaran sebagaimana orang yang berakal bisa mengambil pelajaran, pasti ia mengetahui bahwa yang terdapat dalam teks-teks hadits adalah sebaik-baik urusan, ini semuanya menjelaskan apa yang diperintahkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dalam  kesabaran menghadapi kedurhakaan para pemimpin, tidak  memerangi mereka dan tidak keluar melawan mereka, hal ini merupakan perkara yang lebih maslahat bagi para hamba Allah dalam kehidupan dunia dan tempat kembali mereka di akhirat. 
Dan barangsiapa yang menyelisihi hal ini, baik secara sengaja maupun karena  kesalahan, maka perbuatannya tidak akan menghasilkan  kebaikan, bahkan dia berbuat kerusakan, 
Oleh karena itu, Nabi shallallahu’alaihi wasallam menyanjung Al-Hasan (cucu beliau) dalam sabda beliau :
"Sesungguhnya ananda ini adalah pemimpin, dan dengan ananda inilah Allah akan memperbaiki  dua kelompok besar dari kaum muslimin." 
Beliau  tidak menyanjung seorangpun yang ikut berperang di saat fitnah, beliau tidak menyanjung orang yang melawan pemimpin, beliau tidak menyanjung orang yang keluar dari ketaatan, dan beliaupun  tidak menyanjung orang yang memisahakan diri dari jama'ah (kaum muslimin)"  
(Minhaju assunnah Annabawiyyah 4/530).

Maka tujuan dari kisah Mutharrif bin 'Abdillah Asy-Syikhkhir Rahimahullah di antaranya:

✏ 1- Mengenal bagaimana Salaf mempraktekan teks-teks Al-Qur'an  & As-Sunnah dalam diri mereka lalu mereka selamat, dan mereka mendapat bimbingan Allah ta'ala.

✏ 2- Mengetahui bahwa fitnah tidak hanya terbatas pada suatu waktu  atau pada suatu tempat saja, bahkan fitnah itu akan terus menurus, karena hikmah yang agung, tidak ada yang mengetahui hikmah tersebut kecuali Allah.

✏ 3- Menyadari bahwa setinggi apapun ilmu yang diperoleh manusia, namun  ilmunya masih tetap sedikit, dan pengetahuannya terbatas,  dengan memahami hal ini akan menguatkan sisi ketaqwaan dan butuhnya kita kepada Allah. Jika seorang hamba menyadari hal ini, maka ia pasti akan berlindung kepada Allah agar menjauhkan dirinya dari fitnah yang zhahir (nampak) maupun yang bathin (tersembunyi).

✏ 4- Generasi khalaf (yang belakangan) mengenal kedudukan Generasi Salaf (yang terdahulu), inilah metode yang ditempuh oleh Mutharrif bin Abdillah Asy-Syikhkhir dan ulama selainnya -baik yang telah kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui- mereka mengambil cahaya yang terang benderang, yaitu cahaya Al-Qur'an  & As-Sunnah.

✏ 5- Dalam kisah-kisah Mutharrif terkandung padanya penjelasan bagaimana kita menghadapi bersama fitnah ini yang terus bergelombang dalam masa ini, barangkali seseorang diuji untuk tenggelam dalam fitnah, ia mengira bahwa ia selamat darinya padahal sebenarnya ia yang berusaha terjerumus ke dalam fitnah!! 
Kita berlindung kepada Allah

Demikian, semoga bermanfa'at

Bersambung ...
____________ 

Keterangan: 
(1) Taabi'ii adalah orang yang berjumpa dengan sahabat Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam (tunggal), bentuk jamaknya adalah Taabi'uun/Taabi'iin. 
(2) Fitnah di masa Ibnu Az-Zubair adalah pengepungan Al-Hajjaj terhadap Abdullah bin Az-Zubair bin Al-'Awwaam, Khalifah Abdul Malik bin Marwan mengutus Al-Hajjaj untuk memerangi Abdullah bin Az-Zubair, hingga terbunuhlah Abdullah bin Az-Zubair. 
____________ 

Makkah 13/04/1436 H.

By: Nuruddin Abu Faynan, disarikan dari "Min Siyari 'Ulama As-Salaf  'inda Al-Fitan" Dr. 'Ali bin 'Abdullah Ash-Shayyaah"
Editor: Arfah Ummu Faynan
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translator

 
Copyright © 2011. Nuruddin Abu Faynan, Lc. - All Rights Reserved